Rabu, 09 Juli 2014

Resensi

Resensi adalah tulisan yang berisikan dan bertujuan memberikan informasi kepada pembaca mengenai layak dan tidaknya suatu buku dibaca

Dalam meresensi ada berbagai hal yang perlu diperhatikan. Dalam meresensi qt harus memberikan penilaian sejujur-jujurnya buku yang ingin kita bahas.

Unsur-unsur yang terdapat dalam resensi adalah:

1. Identitas buku
    Judul
    Pengarang
    Penerbit dan tahun terbit
    Tebal buku
    Harga
    Ilustrasi sampul

2. Pengkategorian jenis buku

3. Identitas pengarang (nama,profesi,prestasi,karya yang dihasilkan,dsb)

4. Analisis isi buku
    Buku nonfiksi (ilmiah) : sistematika penyajian bab
    Buku fiksi (non ilmiah) : Sinopsis dan anlisi unsur intrinsik seperti plot, penokohan,       setting,dsb

5. Keunggulan dan kelemahan isi buku

6. Perbandingan
    Membandingkan 2 buku sejenis, berbeda pengarang
    Membandingkan buku yang berbeda, tetapi satu pengarang
7. Tujuan penulis buku

8. Sasaran pembaca

9. Bahasa yang dipergunakan

10. Penutup/kesimpulan


Contoh resensi:

Judul: Maryamah Karpov
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Cetakan: November 2008
Tebal: 504 halaman + xii


     Maryamah Karpov, buku terakhir dari tetralogi Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata telah terbit. Apakah buku tersbut dapat menyaingi kesuksesan buku-buku sebelumnya? Ada baiknya kita lihat dulu resensinya. Resensi berikut bukan suatu yang mutak harus diterima semua kalangan, melainkan hanya sebagai patokan untuk para pembacanya.

      Benarkah kekuatan cinta mampu membuat manusia melakukan hal-hal di luar kewajaran sekaligus 'sinting' di mata orang-orang sekeliling? Di dalam novel Maryamah Karpov yang merupakan buku ke-4 dari Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini akan kalian dapatkan jawabnya. Buku ini menceritakan usaha Ikal sebagai tokoh sentral di dalam Tetralogi Laskar Pelangi untuk menemukan belahan jiwanya: A Ling. Setelah melanglang buana ke sana ke mari tanpa pernah menemukan petunjuk keberadaan A Ling rupanya Ikal tak pernah putus asa, ia terus mencari dan mencari tambatan hatinya itu.

       Di bagian awal buku diceritakan secara flashback kenangan masa kecil Ikal bersama keluarganya di Belitong. Sosok ayahnya yang pendiam tapi penuh kasih kepada keluarganya nampaknya memiliki porsi yang istimewa di buku ini. Sosok ayah ini pula yang menginspirasi Ikal untuk tidak menyerah pada nasib bahkan melecut semangatnya dalam mewujudkan mimpi-mimpi. Dalam salah satu bagian Andrea mengungkapkannya seperti ini:
"Jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini; sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihatan hanya mataku, memegang sekop menghadap gunungan timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku, yang dulu menggantikan tugas ayahnya. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib kepada ayahku dan kepada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Atas nama harkat kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak kepada para pemberani."

        Dikisahkan pula saat-saat terakhir Ikal menyelesaikan studinya di Perancis dan perjalanan kembali ke tanah air, serupa peribahasa 'setinggi-tinggi bangau terbang, akhirnya hinggap ke pelimbahan (kubangan) juga', seperti itulah yang dialami Ikal. Sejauh apa ia mampu mencapai sudut-sudut dunia dan memasuki pergaulan lintas bangsa toh akhirnya harus menerima kenyataan kembali ke lingkungan asal yang bersahaja. Di sini timbul ironi bahwa ilmu tingkat tinggi yang diperoleh dengan susah payah di Perancis ternyata tak membawa pengaruh signifikan bagi dirinya juga kampung halamannya.

         Kembali ke kampung halaman berarti berbaur dengan kultur nenek moyangnya. Serasa menemukan kembali mozaik-mozaik kenangan lama. Dengan gamblangnya bisa kita ketahui kebiasaan-kebiasaan orang Melayu Belitong, diantaranya adalah kebiasaan membual dan melebih-lebihkan cerita. Juga kebiasaan menyematkan nama baru di belakang nama asli, semata-mata untuk mengolok-olok bahkan merendahkan martabat yang empunya nama. Coba simak nama-nama unik berikut: Mahmuddin Berita Buruk, mendapatkan nama belakang seperti itu lantaran pekerjaannya sebagai tukang menyiarkan berita kematian lewat toa. Atau Marhaban Hormat Grak karena kebiasaannya menjadi komandan pasukan baris-berbaris di acara tujuh belasan, serta lebih banyak lagi nama-nama kocak lainnya lengkap dengan latar belakang diperolehnya nama tersebut. Tampaknya Andrea Hirata berhasil mengekspos sisi ini menjadi sebuah guyonan yang membikin pembaca tergelak.

        Yang paling mengesankan adalah pertemuan kembali dengan teman-teman lamanya yang tergabung dalam Laskar Pelangi. Mereka kini telah tumbuh dewasa dan masing-masing telah menemukan hidupnya. Sebuah ironi kembali dirasakan Ikal. Para sahabat Laskar Pelangi ini tak pernah pergi ke mana-mana, namun mereka telah menemukan hidup bahkan cinta sekaligus, sementara Ikal yang telah mencapai sudut-sudut dunia merasa tak menemukan apa-apa, tak juga cintanya.
Setelah belasan tahun berlalu, persahabatan mereka tetap abadi bahkan dalam setiap kesulitan yang dihadapi Ikal, sahabat-sahabatnyalah yang jadi juru selamat. 'That's what friends are for', sesuai dengan ungkapan yang dicuplik dari sebuah lirik lagu.

         Titik terang keberadaan A Ling mulai terlihat setelah seorang nelayan menemukan sejumlah mayat mengambang di laut. Tanda fisik berupa tato kupu-kupu hitam di tubuh mayat mengingatkan Ikal pada sosok kekasihnya itu yang ternyata memiliki tanda serupa.
         Berdasarkan analisa dan insting maka sampailah Ikal pada sebuah dugaan, A Ling berada di Pulau Batuan, sebuah gugusan pulau-pulau kecil yang sangat strategis bagi para pendatang haram untuk menyeberang ke Singapura. Di sekitar pulau inilah berkuasa para lanun (bajak laut) yang terkenal bengis dan tak segan mencabut nyawa orang.

         Bukan perkara mudah untuk mencapai Pulau Batuan karena tiada satu pun perahu nelayan yang berani melaut ke sana, tidak juga untuk sekadar mendekati. Satu-satunya cara adalah membuat perahu sendiri, tetapi mungkinkah itu? Diperlukan bukan hanya uang dan tenaga tapi juga keahlian membuat perahu. Meleset sedikit saja perhitungan, perahu bukannya meluncur di air malah membatu dan tenggelam. Dan untuk yang satu ini rupanya Ikal tak punya keahlian sama sekali.
         Namun bukan Ikal namanya kalau gampang menyerah. Demi A Ling apa pun dan siapa pun tak akan mampu menghalangi tekadnya yang telah membatu itu. Dari sinilah kawan, kesulitan demi kesulitan menghadangnya, bahkan tak sedikit orang-orang di sekitar mencapnya sinting. Ikal menghadapi sebuah pertaruhan besar dan bertekad untuk memenangkannya. Sekali lagi pertolongan dari sahabat sejati terutama Lintang dan Mahar yang membuatnya lolos dari kesulitan-kesulitan itu.

Novel ini rupanya ingin menggaris bawahi sebuah pesan, janganlah engkau takut bermimpi. Tiada sesuatu hal yang mustahil dilakukan asal dilakukan dengan tekad baja dan semangat pantang menyerah, karena bukankah Tuhan selalu beserta para pemberani?
         Kata demi kata mengalir bak sihir seperti melarang kita menutup buku, menyudahi membaca sebelum mencapai kata akhir. Inilah kepiawaian Andrea dalam memilih kata-kata yang telah teruji di 3 buku sebelumnya.

         Tentu saja tiada gading yang tak retak, seperti juga dengan buku Maryamah Karpov ini. Ada beberapa hal yang mengganjal setelah selesai membaca, antara lain tidak ditemukannya hubungan langsung antara judul dan bangunan cerita secara keseluruhan. Maryamah Karpov di sini digambarkan sebagai seorang perempuan yang biasa dipanggil mak cik, mendapat tambahan nama belakang karena sering terlihat di perkumpulan jago-jago catur di warung kopi Usah Kau Kenang Lagi dan mengajari orang langkah-langkah a la Karpov. Nama ini terkesan tempelan saja, artinya tanpa tokoh ini pun tak akan mengubah jalan cerita. Aku menghitung tidak lebih hanya 3 kali saja nama perempuan ini disebut. Entah alasan apa yang membuat Andrea Hirata memberi judul seperti itu. Aku rasa judul Mimpi-Mimpi Lintang jauh lebih sesuai.

         Ada juga hal yang ganjil pada saat Ikal menemukan bangkai perahu lanun di dasar sungai Linggang. Keputusan untuk meng'kanibal'kan material kayu kapal lanun demi menyempurnakan haluan perahu Mimpi-Mimpi Lintang—Ikal memberi nama perahunya seperti itu untuk menghormati sahabatnya—rasanya sesuatu yang tak masuk di akal. Mana mungkin seorang Ikal yang notabene seorang berpendidikan tinggi mengabaikan nilai historis sebuah perahu yang telah karam ratusan tahun lalu hanya demi ambisi membangun perahu baru.

         Terlepas dari adanya beberapa kekurangan di atas, buku ini tentu mempunyai banyak keistimewaan dan memang layak menjadi bacaan wajib terutama bagi teman-teman yang sudah membaca 3 buku sebelumnya sekaligus untuk menjawab pertanyaan berikut:
Mampukah Ikal menemukan A Ling? Dan bagaimanakah akhir kisah cinta dua anak manusia ini, bisakah mereka bersatu dalam maghligai rumah tangga? Jawabannya bisa kalian dapatkan setelah membaca buku setebal 504 halaman ini. Selamat membaca!

Senin, 07 Juli 2014

LAPORAN ILMIAH

CARA PENULISAN LAPORAN ILMIAH 
Format laporan ilmiah
Ada berbagai macam format penulisan .Namun perbedaan di antara format format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
  1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah dilakukan tujuan dan hasilnya.
  2. Langkah – langkah medannya jelas , agar jika pembaca tertarik dapat mengulang kembali.
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :
Bagian awal
  1. halaman judul
  2. Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
  3. Halamn kata pengantar atau prakata
  4. Daftar isi
  5. Daftar tabel (jika ada)
  6. Daftar gambar (jika ada)
  7. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
  2. Rumusan masalah
  3. Tujuan penelitian
  4. Ruang lingkup
  5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
  1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
  2. Kerangak teori
  3. Kerangka konsep
  4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
  • Jenis penelitian
  • Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
  • Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
  • Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
  • Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
  • Lokasi dan waktu penelitian
  • Teknik pengumplan data.
  • Instrumen penelitian yang digunakan
  • Pengolahan dan Analisis data
Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

CONTOH LAPORAN ILMIAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN BIOLOGI
TENTANG SEL

Di Susun untuk Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran : Biology
Pengajar : manariah S,pd


DI
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama      : ILHAM ZULKARNAIN

Kelas      : 3KA39

Nis          : 102118



SMK DINAMIKA PEMBANGUNAN 1 JAKARTA
Tahun Ajaran 2008/2009
LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN

ILatar Belakang

        Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
         Oleh karena itu sel berperan begitu penting bagi tubuh ini, walaupun strukturnya begitu sangat kecil karena merupakan struktur terkecil dari makhluk hidup. Hanya menggunakan mikroskop sel dapat kita amati. Namun penuh ketelitian dan ketekunan untuk dapat mengamati struktur dari sel tersebut. Ada tiga macam bentuk sel yaitu, sel mati, sel tumbuhan, dan sel hewan. Setiap sel memiliki struktur yang berbeda. Dan untuk lebih jelasnya tentang sel – sel tersebut, dilakukanlah sebuah praktikum untuk mengamati masing – masing sel tersebut.

II Tujuan         
Untuk mengetahui perbedaan antara sel mati, sel hewan, dan sel

III Rumusan masalah
1) Bagaimana struktur sel?
2) Apa perbedaan sel mati dan sel hidup?
3) Apa perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?



BAB II
TINJAUAN PUSATAKA

Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Salah satu penelitian ahli biologi, adalah seperti berikut.
1. Robert Hooke (1635-1703)
     Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.




BAB III
METODE

A. Alat dan Bahan
         Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung dalam pengamatan pada sel. Alat dan bahan yang dipersiapkan diantaranya sebagai berikut,
a. Alat-alat
Ø  Microskop
Ø  Kaca objek
Ø  Kaca penutup (the glass)
Ø  Pipet tetes
Ø  Pinset
Ø  Silet tajam
Ø  Tusuk gigi
b. Bahan-bahan
Ø  Bawang merah
Ø  Aqua (air gelas)
Ø  Tissue
Ø  Gabus
Ø  Rhoe discolor (kalau ada)

B. Cara kerja
Setelah semua perlengkapan untuk melakukan sebuah praktikum pengamatan pada sel tersedia, kita dapat memulai praktikum dengan langkah – langkah sebagai berikut,

1. Mengamati Sel Mati
Cara Kerja:
1.Menyayat gabus setipis mungkin secara melintang
2.Meletakkan sayatan gabus itu ditengah kaca objek dan tetesilah dengan air . Kemudian, tutplah secara hati-hati dengan kaca penutup .
3.Memasang  preparat tersebut pada meja benda mikroskop dan amatilah dengan perbesaran lemah yang dilanjutkan dengan perbesaran kuat . Gambarlah hasil pengamatan  di buku kerja dan berilah keterangan.

2. Mengamati Sel Tumbuhan
Cara Kerja:
1. Sayatlah bawang dengan menggunakan pisau. Ambillah bagian tipis yang transparan dari bawang
(epidermis dalam an epidermis luar)
2. Berilah 1 tetes air pada objek gelas. Letakkan potongan bawang tadi pada tetesan air, kemudian tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.
4. Gambarlah hasil pengamatan Anda dan berilah keterangan pada bagian-bagian sel yang dapat diamati.

3. Mengamati Sel Hewan
Cara Kerja:
1. Amatilah lapisan dalam rongga mulut dengan cara menggoreskan tusuk gigi dengan hati-hati pada bagian dalam rongga mulut.
2. Berilah 1 tetes air pada objek gelas, kemudian letakkan goresan rongga mulut tadi pada tetesan air di atas objek gelas. Setelah itu tutuplah dengan gelas penutup.
3. Amatilah di bawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar.


BAB IV
PEMBAHASAN

Dengan menggambar hasil sel penelitian kita dapat melakukan sebuah pembahasan pada sel mati, sel hidup, dan sel hewan.

1) Pada sel mati (gabus)
Bentuk sel-sel  gabus  adalah segi delapan, tetapi ada juga yang bentuknya seperti segi lima atau segi enam. Sel  gabus  termasuk  sel  mati  karena sel gabus tidak memiliki isi, tidak memiliki inti sel dan tidak ada aktivitas yang terjadi. Pada se mati hanya terdapat dinding sel sementara bagian yang lain kosong. Sel mati ini tidak berperan bagi kehidupan.

2) 
pada sel tumbuhan (bawang merah)
Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun miring. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel, memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran zat dalam sel. cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah disebut  nukleoplasma. Fungsi cairan nukleoplasma adalah untuk melindungi vakuola. Bawang merah memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang merah mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada bawang merah mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan sitoplasmaSel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.
Adapun persamaan dan perbedaan pada sel gabus dan sel tumbuhan :
1.      Persamaan dengan sel gabus adalah karena sama-sama memiliki pori-pori.
2.      Perbedaan dengan sel gabus adalah jika sel gabus mati tetapi sel bawang merah hidup  danjuga berbeda pada bentuknya.

3) pada sel hewan (epitel rongga mulut)
Bentuk sel pada epitel rongga mulut berbentuk seperti partikel-partikel kecil yang bergerak bebas. Sel hewan tidak memiliki bentuk yang tetap; tidak memiliki dinding sel; tidak mempunyai plastida; tidak mempunyai vakuolawalaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Adapun yang dimiliki sel hewan ialah vesikel; menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen; mempunyai sentrosom; memiliki lisosom; nukleus lebih besar daripada vesikel.


BAB V
KESIMPULAN / SARAN-SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan sebuah praktikkum pengamatan pada sel, kita dapat menyimpulkan perbedaan diantara sel tumbuhan, sel hewan, dan sel mati, yang sebelumnya telah diamati dengan menggunakan mikroskop. Berikut perbedaan diantara sel– sel tersebut.
Pada sel tumbuhan
1.      Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan
2.      Mempunyai bentuk yang tetap
3.      Mempunyai dinding sel
4.      Mempunyai plastid
5.      Mempunyai vakuola atau rongga sel yang besar
6.      Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati
7.      Tidak Mempunyai sentrosom
8.      Tidak memiliki lisosom
Pada sel hewan
1.      Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
2.      Tidak mempunyai bentuk yang tetap
3.      Tidak mempunyai dinding sel
4.      Tidak mempunyai plastid
5.      Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel.
6.      Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen
7.      Mempunyai sentrosom
8.      Memiliki lisosom

B.Saran
Saya pribadi membutuhkan saran dari anda karena laporan ini pasti memiliki kekurangan.

Jumat, 04 Juli 2014

Proposal Ilmiah

TEORI PROPOSAL ILMIAH

Pengantar
Sebelum memulai penulisan karya ilmiah, hal-hal yang perlu disiapkan adalah topik tulisan yang sudah jelas, perumusan masalah (research question / thesis statement) yang pasti, dan sumber-sumber informasi yang menunjang. Dengan berbekal 3 hal tersebut, proposal disusun untuk memberikan gambaran awal dari tulisan karya ilmiah atau penelitian yang akan dibuat/disusun.

Format proposal 
Proposal merupakan gambaran awal dari penelitian atau tulisan karya ilmiah yang akan dibuat. Hal-hal yang perlu dituliskan pada proposal adalah : 
1.     Latar belakang : berisi latar belakang menulis atau melakukan penelitian pada topik yang dipilih, hal-hal yang menarik atau menimbulkan pertanyaan dari topik ini, pentingnya topik ini untuk diangkat sebagai tulisan atau untuk diteliti
2.     Perumusan masalah : berisi thesis statement atau research question yang ditulis secara singkat dan jelas dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. 
3.     Batasan masalah: menjelaskan batasan-batasan penelitian atau tulisan, misalnya hal-hal yang tidak akan dibahas atau diteliti, lingkungan yang ditentukan sebagai pembatas, batasan data atau jumlah materi yang melingkupi penelitian atau tulisan.
4.     Tujuan penelitian: tujuan ditinjau dari aspek keilmuan dan aspek praktis dari sudut pandang pengguna (berhubungan dengan manfaat penelitian/penulisan)
5.     Landasan teori : secara singkat memberikan penjelasan teori-teori pendukung yang akan digunakan dalam menulis atau melakukan penelitian.
6.     Spesifikasi sistem : menjelaskan secara umum kebutuhan software/hardware, kemampuan program/sistem
7.     Rencana tahapan penelitian: gantt chart dari rencana pelaksanaan penelitian
8.     Daftar pustaka : bibliography sumber-sumber informasi yang digunakan dengan mengikuti aturan sebagai berikut :
a.      Untuk pustaka dalam bentuk buku yang diterbitkan terdiri atas :
nama pengarang (nama keluarga, nama depan), Judul buku (dicetak miring), Kota    Nama Penerbit, tahun penerbitan. Sebagai contoh,
      Cleveland, Donal D. Introduction to Indexing and Abstracting.
      Englewood : Librairies Unlimited, Inc., 2001.
b.     Pustaka dalam bentuk Jurnal tercetak : nama pengarang (nama keluarga, nama depan, “judul artikel”, Nama Jurnal (cetak Miring) , Nomer, Bulan dan Tahun Terbit, halaman. 
      Contoh:
Dugan, Maire A. “Nested Paradigm”, Annals, IX, March 2001, hlm.
56.
c.      Pustaka dalam bentuk Jurnal Online : nama pengarang (nama keluarga, nama depan, “judul artikel”, nama jurnal (cetak miring), nomer, bulan dan tahun terbit, halaman, nama database. Database on-line. Nama vendor database. Tgl akses artikel tersebut (tgl/bln/tahun). 
     Contoh:
McRae, John R. "Buddhism." Journal of Asian Studies 54, no. 2, 1995, hal 354-371. ABI/Inform. Database on-line. UMI-Proquest; tgl akses 13 May 1996.
Woodworth, Griffin Mead, “Hackers, Users, and Suits: Napster and Representations of Identity”,Popular Music & Society., Vol. 27 no 2, Juni 2004, hal 161-184, Academic Search Premier. Database on-line. EBSCO. Tgl akses 21 Sept 2005.


CONTOH PROPOSAL ILMIAH:

Topik :
Sistem informasi Gereja

Judul
Sistem Informasi Manajemen Jemaat dan Keuangan Gereja Kristen Indonesia

Latar Belakang
Gereja sebagai lembaga non-profit memiliki kegiatan manajemen, baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia, keuangan, dan juga kegiatan. Jumlah dan perubahan data yang berlangsung secara rutin atau tak tentu memerlukan pengelolaan.
Kegiatan manajemen di gereja pada umumnya meliputi:
-       Pendataan jemaat yang merekam informasi tentang anggota keluarga, atestasi, babtis, pernikahan, kematian, status dalam jemaat, kegiatan dan peran sertanya dalam pelayanan.
-        Keuangan yang merekam jumlah dan jenis persembahan rutin, keluar masuk dana atau donasi untuk berbagai keperluan. Kontrol terhadap anggaran untuk keperluan kegiatan atau program gereja, kebutuhan rutin.
-       Kegiatan jemaat dan kepengurusan yang merekam personil dalam komisi/kepengurusan/bidang, jadwal kegiatan, transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kegiatan gereja misalnya menerima sumbangan barang untuk kegiatan tertentu
-       Manajemen personalia karyawan kantor gereja, penggajian, karyawan
tidak tetap(part-timer) dan sebagainya
Kegiatan manajemen diatas menghasilkan dan memerlukan dukungan data dan informasi yang tidak sedikit jumlah dan ragamnya. Untuk itu penggunaan dan pemanfaatan perangkat lunak komputer diperlukan.

Perumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
1.    Bagaimana sistem informasi yang dibangun dapat menjawab kebutuhan informasi yang berkenaan dengan pendataan jemaat, pengelolaan keuangan dan kegiatan jemaat?
2.  Bagaimana sistem informasi jemaat ini menyajikan laporan statistik yang berkenaan dengan pertumbuhan jemaat, dan keuangan?

Batasan Masalah
1.     Sistem informasi dibangun berdasarkan pengelolaan jemaat dan manajemen Gereja Kristen Indonesia
2.     Sistem informasi tidak mengelola informasi kepegawaian kantor gereja

Tujuan Penelitian
1.     Membangun sistem informasi yang dapat diimplementasikan di Gereja Kristen Indonesia yang memiliki aturan dan manajemen yang serupa
2.     Membangun sistem informasi yang dapat digunakan oleh Gereja Kristen Indonesia dengan mempertimbangkan kemampuan lembaga dan sumber daya manusianya

Landasan Teori
1.     Aturan manajemen Gereja Kristen Indonesia
GKI menganut sistem kemajelisan yang menempatkan majelis adalah pengurus tertinggi dari suatu gereja GKI. Pendeta merupakan salah satu anggotanya.
Bidang pelayanan dibagi menjadi 4 bidang: Bidang Pengajaran, Bidang Pembinaan, Bidang Kesejahteraan dan Pelayanan dan Bidang Pengelolaan gereja.
2.     Sistem Informasi Manajemen
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain effective business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi menajemen melaksanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber.
informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah “data base”.

Spesifikasi Sistem :
Sistem informasi yang dibangun akan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Spesifikasi perangkat lunak
-         bahasa pemrograman :
-         tools :
-         sistem operasi
2. Spesifikasi perangkat keras
-         Kapasitas memory (harddisk) 20 gbyte
-         RAM 256MB
-         Processor Pentium 4
-         Monitor 14 inch
-         dsb

3. Spesifikasi aplikasi (sistem informasi)
-         mampu menyajikan laporan statistik jemaat, statistik keuangan
-         menyajikan fasilitas pencarian terhadap informasi jemaat, kegiatan, anggaran


Daftar Pustaka:
Armstrong, Nancy S, “Congregational software”. Christian Century, 7 Feb 2001, Vol. 118, No 5, Hal 22. Academic Search Premier. Database On-line. EBSCO.

Armstrong, Nancy S, Spiegel, Aaron R dan Wimmer, John R. “Computer savvy “. Christian Century, 7 Feb 2001, Vol. 118 No. 5, Hal 20. Academic Search Premier. Database On-line. EBSCO